Profil Desa Selotumpeng
Ketahui informasi secara rinci Desa Selotumpeng mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Selotumpeng, Mirit, Kebumen, wilayah agraris kaya sejarah dari batu (selo) tumpeng. Fokus pada potensi pertanian kelapa, peternakan, dan inovasi energi terbarukan untuk kemajuan desa.
-
Identitas Berbasis Sejarah
Nama dan identitas Desa Selotumpeng sangat lekat dengan warisan sejarah penemuan batu (selo) berbentuk tumpeng peninggalan leluhur, yang menjadi fondasi budaya dan spiritual masyarakat.
-
Potensi Agraris dan Inovasi
Perekonomian desa ditopang oleh sektor agraris, khususnya pengolahan kelapa menjadi gula jawa, dan kini berkembang dengan inovasi seperti pembuatan gula serbuk dan pemanfaatan limbah ternak untuk energi biogas.
-
Keunikan Geografis dan Tantangan Demografis
Desa ini memiliki karakteristik geografis yang unik dengan adanya wilayah kantong (enclave) dan menghadapi tantangan regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian karena kaum muda cenderung mencari profesi lain.

Terletak di bagian timur Kabupaten Kebumen, Desa Selotumpeng, Kecamatan Mirit, menyajikan perpaduan unik antara warisan sejarah, keunikan geografis dan geliat potensi ekonomi agraris. Desa yang namanya terinspirasi dari sebuah batu legendaris berbentuk tumpeng ini, kini bertumbuh sebagai sebuah komunitas yang dinamis, berupaya mengoptimalkan sumber daya alamnya sambil menghadapi tantangan modernisasi dan regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian.
Dengan denyut nadi kehidupan yang bersumber dari lahan pertanian subur, Desa Selotumpeng menjadi cerminan dari sebuah wilayah perdesaan di Jawa yang terus beradaptasi. Potensi utamanya terletak pada komoditas kelapa dan peternakan, yang tidak hanya menopang ekonomi lokal tetapi juga membuka jalan bagi inovasi energi terbarukan. Pemerintah desa bersama masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak terus berupaya memajukan desa ini sebagai sentra agraris yang mandiri dan berdaya saing.
Sejarah dan Identitas Lokal yang Melekat
Nama Selotumpeng memiliki akar sejarah yang dalam bagi masyarakat setempat. Secara etimologis, nama ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu "Selo" yang berarti batu dan "Tumpeng" yang merujuk pada nasi berbentuk kerucut yang menjadi simbol dalam berbagai perayaan adat. Konon, nama desa ini diilhami oleh penemuan sebuah batu unik yang bentuknya menyerupai tumpeng.
Batu tersebut, yang diyakini sebagai peninggalan dari tokoh leluhur bernama Mbah Sampang, menjadi artefak penting dan sakral yang membentuk identitas desa. Keberadaan batu ini tidak hanya menjadi asal-usul nama, tetapi juga menjadi pusat dari narasi historis dan spiritual komunitas. Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat hingga kini masih melestarikan tradisi ziarah ke petilasan yang berkaitan dengan Mbah Sampang, menjaga agar jalinan sejarah tidak terputus oleh waktu. Kisah ini dituturkan dari generasi ke generasi, memperkuat rasa kepemilikan dan kebanggaan warga terhadap warisan leluhur mereka.
Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah
Desa Selotumpeng secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di sisi timur dari pusat pemerintahan kabupaten, dapat diakses melalui jalur lintas selatan Jawa. Secara geografis, wilayah desa ini memiliki karakteristik dataran rendah yang didominasi oleh lahan pertanian.
Batas-batas wilayah Desa Selotumpeng meliputi:
Sebelah Utara: Desa Patukrejomulyo
Sebelah Timur: Desa Wergonayan dan Desa Lembupurwo
Sebelah Selatan: Desa Lembupurwo, Desa Tlogopragoto, dan Desa Mirit
Sebelah Barat: Desa Sitibentar
Sebuah keunikan geografis yang menonjol dari desa ini ialah terdapatnya sebagian wilayah yang terpisah dari pusat desa. Sebuah dusun atau bagian dari desa seluas sekitar 10 hektar terisolasi oleh wilayah administratif Kecamatan Bonorowo. Wilayah kantong (enclave) ini dihuni oleh sekitar 150 kepala keluarga, yang secara administratif tetap menjadi bagian dari Desa Selotumpeng meskipun secara geografis terpisahkan.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Desa (SIDesa) Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, jumlah penduduk Desa Selotumpeng tercatat sebanyak 2.551 jiwa. Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Mirit dalam Angka 2021" menyebutkan luas wilayah Desa Selotumpeng yakni 2,05 km². Dengan data tersebut, kepadatan penduduk desa ini diperkirakan mencapai 1.244 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan. Pusat pemerintahan desa berlokasi di Dusun Sampang RT 02 RW 01, menjadi pusat administrasi dan pelayanan bagi seluruh warga.
Perekonomian Berbasis Agraris dan Inovasi Desa
Perekonomian Desa Selotumpeng sangat bertumpu pada sektor agraris. Lahan pertanian yang luas menjadi sumber utama mata pencaharian mayoritas penduduk. Salah satu komoditas andalan yang telah lama menjadi tulang punggung ekonomi lokal ialah kelapa. Hampir setiap pekarangan rumah dan kebun warga ditanami pohon kelapa, yang dimanfaatkan secara turun-temurun untuk diolah menjadi gula jawa atau gula merah.
Proses pembuatan gula kelapa ini melibatkan keahlian khusus, mulai dari para penderes (penyadap nira kelapa) yang didominasi kaum pria, hingga proses memasak nira menjadi gula padat yang umumnya dilakukan oleh kaum wanita. Meskipun menjadi penyokong ekonomi, tantangan yang dihadapi para perajin gula ialah nilai jual yang terkadang belum sebanding dengan proses produksi yang panjang dan berisiko tinggi. Menjawab tantangan ini, muncul inisiatif dari kalangan akademisi dan mahasiswa yang melakukan pendampingan kepada masyarakat. Salah satu program yang diperkenalkan ialah modifikasi produk gula jawa padat menjadi gula serbuk (gula semut). Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual, memperluas pasar, dan memudahkan penggunaan produk turunan kelapa ini, sehingga dapat meningkatkan pendapatan para perajin.
Selain kelapa, sektor peternakan juga menunjukkan potensi yang menjanjikan, khususnya ternak sapi. Keberadaan ternak sapi tidak hanya dilihat dari aspek produksi daging, tetapi juga dari potensi pemanfaatan limbahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, program pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh institusi pendidikan seperti UIN Walisongo Semarang telah memperkenalkan teknologi biogas kepada warga. Program ini mengolah kotoran sapi menjadi sumber energi alternatif untuk keperluan memasak di skala rumah tangga. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi energi yang lebih murah dan ramah lingkungan, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada gas elpiji dan mendorong terciptanya sistem pertanian terintegrasi yang berkelanjutan.
Dinamika Sosial Kemasyarakatan dan Pemerintahan
Kehidupan sosial di Desa Selotumpeng diwarnai oleh semangat kebersamaan dan kegotongroyongan. Hal ini tercermin dalam berbagai kegiatan komunal, mulai dari tradisi keagamaan hingga acara yang bersifat rekreatif. Salah satu kegiatan yang kerap menjadi ajang silaturahmi dan aktualisasi diri bagi para pemuda ialah turnamen olahraga, seperti bola voli. Kegiatan semacam ini, yang seringkali diinisiasi oleh pemerintah desa atau bekerja sama dengan instansi lain, menjadi wadah positif bagi generasi muda untuk menyalurkan energi dan mempererat kerukunan antarwarga.
Meskipun demikian, desa ini menghadapi tantangan demografis yang cukup serius di sektor pertanian. Terdapat tren di mana banyak generasi muda lebih memilih untuk mencari pekerjaan di luar sektor pertanian, baik di perkotaan maupun di luar negeri. Akibatnya, profesi sebagai petani kini mayoritas digeluti oleh penduduk berusia di atas 45 tahun. Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi masa depan ketahanan pangan dan keberlanjutan sektor agraris di desa ini.
Dari sisi pemerintahan, Pemerintah Desa Selotumpeng menunjukkan kinerja yang aktif dalam mengelola administrasi dan pembangunan. Salah satu bukti nyata ialah keberhasilan dalam menyelenggarakan program "Satu Hari Lunas (SHL)" untuk pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2023. Acara yang digelar di halaman kantor desa ini berhasil mengumpulkan sebagian besar target pajak dalam satu hari, menunjukkan tingkat kesadaran dan partisipasi warga yang tinggi. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif perangkat desa dalam memberikan pelayanan dan sosialisasi kepada masyarakat.
Desa Selotumpeng juga merupakan salah satu penerima alokasi Dana Desa (DD) dari pemerintah pusat, yang menjadi modal penting untuk pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel menjadi kunci untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga.
Arah Pembangunan dan Prospek Masa Depan
Dengan fondasi sejarah yang kuat dan potensi sumber daya alam yang melimpah, Desa Selotumpeng memiliki prospek yang cerah. Arah pembangunan desa ke depan tampaknya akan terus berfokus pada penguatan sektor agraris sebagai penggerak utama ekonomi, sambil terus mendorong inovasi untuk meningkatkan nilai tambah produk. Pengembangan produk turunan kelapa seperti gula semut dan potensi agrowisata berbasis jambu kristal, yang juga mulai dikembangkan di Kecamatan Mirit, dapat menjadi alternatif diversifikasi ekonomi yang menjanjikan.
Tantangan regenerasi petani perlu dijawab dengan menciptakan sektor pertanian yang lebih modern, menarik, dan menguntungkan bagi generasi muda. Integrasi teknologi, perbaikan akses pasar, dan penguatan kelembagaan kelompok tani menjadi beberapa langkah strategis yang dapat ditempuh. Selain itu, inisiatif energi terbarukan seperti biogas memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk skala rumah tangga tetapi mungkin juga untuk skala komunal yang dapat memberikan manfaat ekonomi lebih luas.
Pada akhirnya, keberhasilan pembangunan Desa Selotumpeng akan bergantung pada sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, serta dukungan dari pihak eksternal. Dengan terus memadukan kearifan lokal yang diwarisi dari leluhur dan keterbukaan terhadap inovasi, Desa Selotumpeng berpotensi besar untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan bagi warganya.